Perempuan Cerdas - Kopdar Mata Kita
Coba dibaca sambil mendengarkan lagu ini
(Rachel Platten - Fight Song)
Hai!
Jadi, kemarin gue datang ke sebuah acara gitu, awalnya gue kira itu sekedar acara bincang-bincang aja, talkshow gitu. Gue diajakin sama salah seorang teman KKN gue, tapi sayangnya kemarin dia nggak bisa dateng. Gue biasanya kalau mau dateng ke sebuah acara akan mencoba mengajak teman lebih dari satu, mengantisipasi kalau ada satu yang nggak bisa kan jadinya masih ada temen yang bisa diajak bareng, dan juga lebih asyik kalau bareng-bareng melakukan kegiatan positif kan? Hehe. Nah, begitu juga dengan kemarin. Gue mengajak temen kuliah gue akhirnya dan Alhamdulillah dia bisa, jadilah kita berangkat ke Raffles Hotel di daerah Kuningan, tempat acara tersebut diselenggarakan.
Ketika sampai di lokasi, gue baru tau bahwa acara itu adalah kolaborasi komunitas Mata Kita dengan Loreal Indonesia. Loreal Indonesia sedang memperingati 15 tahun penghargaan For Women in Science yang berkolaborasi dengan UNESCO. Maka dari itu, narasumber pada acara ini adalah perempuan semua. Narasumber kemarin, yaitu:
1. Najwa Shihab, Founder Narasi TV
2. Alamanda Shantika, Founder Binar Academy
3. Sastia Prama Putri, Assistant Professor Osaka University
4. Retno Wahyu Nurhayati, Dosen dan Peneliti di Universitas Indonesia
Alasan pertama gue semangat untuk dateng adalah karena bisa melihat Mbak Najwa secara offline, dan alasan utama karena acaranya gratis sih hehe maklum lah ya kan jobseeker mah wkwk. Dari 4 narasumber kemarin awalnya cuma tau tentang Mbak Najwa aja, ya siapa sih kan yang nggak tahu Najwa Shihab? Gue sendiri cukup kagum sama Mbak Najwa sejak nonton Mata Najwa pertama kali di Metro TV dulu. Ketika tau dia jadi Duta Baca, duh Mbak saya makin kagum hehe.
Gue percaya bahwa seorang wanita itu nggak cuma harus memiliki kecantikan fisik, ini sesuatu yang nggak bisa diubah siapa pun karena pemberian dari Tuhan. Hal yang bisa kita lakukan terhadap fisik kita adalah mensyukuri dan tentu merawatnya, toh cantik itu kan memang relatif. Gue percaya kalau inner beauty juga sama pentingnya, bahkan tidak jarang menurut pengalaman gue bahwa inner beauty ini bisa merubah penilaian seseorang terhadap kecantikan fisik yang relatif. Pernah kan ketemu sama orang yang awalnya biasa aja secara fisik menurut kita tapi setelah kita mengenal dia dan melihat inner beauty pada dirinya penilaian kita berubah jadi meningkat? Gue pernah hehe. Nah, Mbak Najwa ini menurut gue salah satu contoh seorang wanita yang cantiknya luar dalam. Pas kemaren ngeliat secara langsung ternyata auranya memang keluar sama seperti yang gue liat biasanya di TV hehehe
Awal dateng ke lokasi ada semacam partisi gitu, di partisi itu ada foto 3 sosok wanita dan judul penelitian mereka. Dari partisi itu, yang paling bikin gue interest adalah sebuah quote (yang ternyata itu memang slogan For Women in Science Awards-nya sih wkwk), "Karena dunia butuh sains dan sains membutuhkan perempuan". Gue sama temen gue pas baca itu langsung kompakan ngangguk dan setuju haha.
Berkaitan dengan itu, isi dari talkshow kemarin membahas tentang peran wanita dalam sains dan teknologi, tantangan yang harus dihadapi, dan pandangan para narasumber terkait fenomena kontribusi perempuan pada dunia. Awalnya gue mah biasa aja hehe tapi semakin lama dengerin para narasumber ini, gue merasa tidak satu dua kali mengangguk hahaha. Alhamdulillah banyak insight yang bisa gue ambil dari acara kemarin.
Dimulai dari Mbak Ala, beliau ternyata memiliki pengalaman hidup yang cukup luar biasa. Sakit yang dialami oleh ayahnya mengakibatkan keluarganya berada dalam kondisi finansial yang tidak sebaik sebelumnya, ini bertepatan ketika Mbak Ala mau melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Mbak Ala cerita bahwa kondisi finansial keluarganya pernah berada sampai tahap di mana ibunya tidak punya uang untuk membayar biaya pendaftaran Mbak Ala untuk mengikuti ujian masuk PTN, kalau sekarang jatuhnya SBMPTN gitu lah ya kayaknya. Biaya yang dibutuhkan saat itu sebesar Rp150.000,00. Berada dalam kondisi itu tidak membuat Mbak Ala meratapi nasib, Mbak Ala berjuang dengan kemampuan dia untuk bangkit secara finansial. Mbak Ala berjualan banyak hal sembari memperdalam ketertarikannya pada dunia coding. Sampai pada akhirnya Mbak Ala membuat usaha jasa pembuatan website untuk 30 bisnis lokal saat itu. Hasil dari kerja kerasnya tentu membuahkan hasil, tidak main-main bahkan Mbak Ala bisa membeli Mercy.
Awalnya gue underestimate duluan sih pas denger Mbak Ala di awal talkshow, gue mikir "yaelah anak orang kaya pasti, apa juga bisa dilakukan kalau orang kaya mah", eh ternyata ada kisah hebat dibalik kesuksesan Mbak Ala. Mbak Ala, maafin saya ya sudah suudzon duluan hehe. Nah, Mbak Ala menjelaskan juga bahwa sebenarnya dalam hidup tuh kita sebagai seorang manusia harus punya tujuan yang besar, nggak cuma kerja untuk dapet duit aja. Akan beda rasanya ketika kita kerja dengan tujuan untuk mencapai life goals kita. Mbak Ala cerita ketika dulu beliau kerja di Gojek, sebelum unicorn start up ini sebesar sekarang, Mbak Ala lebih bersemangat dalam menjalani hari-harinya karena Mbak Ala merasa apa yang beliau lakukan bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk hajat orang banyak yang berada di bawah naungan payung Gojek Indonesia. Ini salah satu hal yang saya yakini sih akhir-akhir ini, bahwa menjadi bermanfaat untuk lingkungan kita akan memberi dampak pada kepuasan hidup yang kita jalani karena hidup kita tidak hanya melulu berputar sekitar "mencari uang". Ah, ini juga hal yang ditanamkan dalam Islam bukan? Bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya.
Awalnya gue underestimate duluan sih pas denger Mbak Ala di awal talkshow, gue mikir "yaelah anak orang kaya pasti, apa juga bisa dilakukan kalau orang kaya mah", eh ternyata ada kisah hebat dibalik kesuksesan Mbak Ala. Mbak Ala, maafin saya ya sudah suudzon duluan hehe. Nah, Mbak Ala menjelaskan juga bahwa sebenarnya dalam hidup tuh kita sebagai seorang manusia harus punya tujuan yang besar, nggak cuma kerja untuk dapet duit aja. Akan beda rasanya ketika kita kerja dengan tujuan untuk mencapai life goals kita. Mbak Ala cerita ketika dulu beliau kerja di Gojek, sebelum unicorn start up ini sebesar sekarang, Mbak Ala lebih bersemangat dalam menjalani hari-harinya karena Mbak Ala merasa apa yang beliau lakukan bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk hajat orang banyak yang berada di bawah naungan payung Gojek Indonesia. Ini salah satu hal yang saya yakini sih akhir-akhir ini, bahwa menjadi bermanfaat untuk lingkungan kita akan memberi dampak pada kepuasan hidup yang kita jalani karena hidup kita tidak hanya melulu berputar sekitar "mencari uang". Ah, ini juga hal yang ditanamkan dalam Islam bukan? Bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya.
Lanjut ke Mbak Sastia, ini gue sempet ketawa beberapa kali sih ketika beliau menceritakan kisahnya. Ternyata Mbak Sastia mirip sama gue, kita sama-sama merasa salah jurusan. Lebih ekstrem Mbak Sastia sih tapi kayaknya karena sempat di-underestimate oleh teman sejurusannya saat itu. Gue pengen banget dari SMP masuk jurusan psikologi, Mbak Sastia pengen banget jadi seorang diplomat, dan kita sama-sama nangkringnya malah ke Teknik. Hahaha... Kalau nggak salah sih Mbak Sastia ini jurusan Teknologi Pangan, ini sih bedanya gue dan Mbak Sastia dalam urusan "salah jurusan" yang kita alami. Mbak Sastia masuk jurusannya pada awalnya karena diminta oleh papanya, kalau gue karena mama hehe. Mbak Sastia membuktikan bahwa alur kehidupan bisa jadi lebih sukses dari yang kita bayangkan jika kita mendengar dan mengamini keinginan orangtua kita. Mendengar kisah Mbak Sastia membuat gue jadi lebih bersemangat dengan apa pun yang harus gue hadapi kedepannya. Kita sama-sama merasa salah jurusan, tapi Mbak Sastia sudah membuktikan bahwa "salah jurusan"-nya tidak menjadikan hidupnya salah. Ini cukup menjadi pemicu gue kemarin, another new insight.
Lanjut lagi ke Mbak Retno, eh apa Bu Retno ya harusnya manggilnya? Hehe. Beliau ternyata seorang dosen di Fakultas Kedokteran UI. Keren banget nggak sih? Yang lebih kerennya lagi sih penelitian yang sedang beliau lakukan, yaitu tentang regenerative cell. Hmm gue belom sempet searching sih tapi dari penjelasan Mbak Retno kemaren ini keren banget karena bisa jadi masa depan di dunia kesehatan, hasil dari penelitian ini bisa memberikan impak yang besar bagi khalayak ramai. Yang paling gue inget dari Mbak Retno adalah hijabnya sebenernya. Sampai sekarang masih ada kan opini yang mengatakan bahwa kerudung ini bisa jadi salah satu penghalang seorang perempuan menuju kesuksesan, tapi Mbak Retno membuktikan kok bahwa seorang wanita berjilbab juga bisa menjadi wanita yang memiliki manfaat bagi lingkungannya, bisa memberikan kontribusi nyata bagi komunitas luas. Ah iya, kalimat dari Mbak Retno yang cukup ngena di gue adalah tentang kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam menjalani apa yang kita tekuni karena kesuksesan membutuhkan itu semua untuk mencapainya.
Nah kalo pas bagian Mbak Najwa, gue agak-agak lupa sebenernya si Mbak ngomongin apa wkwk terlalu mengagumi kayaknya gue kemaren. Salah gue juga sih dateng acara kayak gitu lupa bawa catetan, sayang banget gue jadi gampang lupa kalo nggak dicatet. Yang paling melekat di gue tentang Mbak Najwa kemaren itu pas lagi sesi tanya jawab sih, orangnya ramah dan humble banget sih gue nangkepnya. Jadi, ada seorang penanya yang bilang kalau ngefans sama Mbak Najwa, terus Mbak Najwa ngajakin si penanya ini buat maju ke depan naik ke atas panggung bahkan selfie bareng. Benar-benar sosok public figure yang cocok dijadikan role model sih menurut gue. Ah iya, dan yang bikin gue kagum juga karena pilihan diksi kata yang dipake sama Mbak Najwa, terlihat sih pembendaharaan katanya bagus akibat banyak baca. And of course sebagai duta baca, Mbak Najwa tidak lupa mengingatkan untuk banyak-banyak dan sering-sering membaca. My secret wish is I wish someday I can be like her, a knowledgeable woman. Aamiin! (eh.... jadi nggak rahasia lagi deh hahaha) Sejak dulu selalu kagum sih sama wanita-wanita yang intelek gitu, lebih keren menurut gue dan lebih gue kagumi dibandingkan wanita-wanita yang berparas dan berbadan cantik hehe no offense ya.
Lanjut lagi ke Mbak Retno, eh apa Bu Retno ya harusnya manggilnya? Hehe. Beliau ternyata seorang dosen di Fakultas Kedokteran UI. Keren banget nggak sih? Yang lebih kerennya lagi sih penelitian yang sedang beliau lakukan, yaitu tentang regenerative cell. Hmm gue belom sempet searching sih tapi dari penjelasan Mbak Retno kemaren ini keren banget karena bisa jadi masa depan di dunia kesehatan, hasil dari penelitian ini bisa memberikan impak yang besar bagi khalayak ramai. Yang paling gue inget dari Mbak Retno adalah hijabnya sebenernya. Sampai sekarang masih ada kan opini yang mengatakan bahwa kerudung ini bisa jadi salah satu penghalang seorang perempuan menuju kesuksesan, tapi Mbak Retno membuktikan kok bahwa seorang wanita berjilbab juga bisa menjadi wanita yang memiliki manfaat bagi lingkungannya, bisa memberikan kontribusi nyata bagi komunitas luas. Ah iya, kalimat dari Mbak Retno yang cukup ngena di gue adalah tentang kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam menjalani apa yang kita tekuni karena kesuksesan membutuhkan itu semua untuk mencapainya.
Nah kalo pas bagian Mbak Najwa, gue agak-agak lupa sebenernya si Mbak ngomongin apa wkwk terlalu mengagumi kayaknya gue kemaren. Salah gue juga sih dateng acara kayak gitu lupa bawa catetan, sayang banget gue jadi gampang lupa kalo nggak dicatet. Yang paling melekat di gue tentang Mbak Najwa kemaren itu pas lagi sesi tanya jawab sih, orangnya ramah dan humble banget sih gue nangkepnya. Jadi, ada seorang penanya yang bilang kalau ngefans sama Mbak Najwa, terus Mbak Najwa ngajakin si penanya ini buat maju ke depan naik ke atas panggung bahkan selfie bareng. Benar-benar sosok public figure yang cocok dijadikan role model sih menurut gue. Ah iya, dan yang bikin gue kagum juga karena pilihan diksi kata yang dipake sama Mbak Najwa, terlihat sih pembendaharaan katanya bagus akibat banyak baca. And of course sebagai duta baca, Mbak Najwa tidak lupa mengingatkan untuk banyak-banyak dan sering-sering membaca. My secret wish is I wish someday I can be like her, a knowledgeable woman. Aamiin! (eh.... jadi nggak rahasia lagi deh hahaha) Sejak dulu selalu kagum sih sama wanita-wanita yang intelek gitu, lebih keren menurut gue dan lebih gue kagumi dibandingkan wanita-wanita yang berparas dan berbadan cantik hehe no offense ya.
Dari semua obrolan yang diomongin kemarin oleh keempat narasumber, salah satu quotes yang gue suka dari talkshow kemarin diucapkan oleh Mbak Ala, kalo nggak salah inget sih intinya gini,
Sebenernya masih banyak sih insight yang didapet kemaren, tapi apa lah daya gue lupa kalau nggak dicatet. Menyesal sungguh ketika pas dari awal mulai talkshow Mbak Ala udah memberikan banyak insight baru buat gue. Yang gue tulis di sini hanya segelintir yang benar-benar ngena banget di hati sih hehe. Inti dari yang gue dapet kemaren adalah gender seharusnya bukan menjadi penghalang untuk menjadi bermanfaat dan meraih kesuksesan, tidak ada penghalang yang lebih besar daripada diri kita sendiri, apa yang kita pikirkan tentang diri kita maka itu lah kehidupan yang akan kita jalani, sebab itu terus berusaha menjadi versi diri kita yang terbaik dan bersahabat dengan perubahan adalah salah satu kunci untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Have a nice day!
"What define your life purpose is not other people's expectation, but it's you".Ah ada satu lagi yang masih gue inget banget, dikutip sama Mbak Najwa tapi gue lupa beliau mengutip dari siapa hehe,
"If you're finish changing, you're finish".Oh iya, jadi Mbak Najwa cerita bahwa dengan pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi sampai saat ini, kita seharusnya tidak boleh takut pada perubahan. Sebaliknya, kita harus bisa menjadi manusia yang mudah beradaptasi dan mau untuk terus belajar, a long life learner. Perubahan tidak selamanya buruk, tinggal bagaimana kita menyikapi perubahan tersebut dan apakah kita mau untuk terus berubah menjadi lebih laik setiap harinya.
Sebenernya masih banyak sih insight yang didapet kemaren, tapi apa lah daya gue lupa kalau nggak dicatet. Menyesal sungguh ketika pas dari awal mulai talkshow Mbak Ala udah memberikan banyak insight baru buat gue. Yang gue tulis di sini hanya segelintir yang benar-benar ngena banget di hati sih hehe. Inti dari yang gue dapet kemaren adalah gender seharusnya bukan menjadi penghalang untuk menjadi bermanfaat dan meraih kesuksesan, tidak ada penghalang yang lebih besar daripada diri kita sendiri, apa yang kita pikirkan tentang diri kita maka itu lah kehidupan yang akan kita jalani, sebab itu terus berusaha menjadi versi diri kita yang terbaik dan bersahabat dengan perubahan adalah salah satu kunci untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Have a nice day!
Comments
Post a Comment