#JustARandomThought - Konsistensi dan Kesabaran


Gue udah berkali-kali nyoba untuk rajin nulis di berbagai sosial media. Mulai dari nyoba ngebagi segmen untuk masing-masing sosial media yang gue pake, sampe ke "yaudah lah ya yang penting nulis aja", tapi tetep aja belum bisa berhasil bikin gue rajin nulis. Parahnya lagi gue belum berhasil untuk bisa nulis hal-hal yang "berbobot", kebanyakan tulisan gue ya kayak yang ada di blog ini kalo nggak curhat ya bikin cerpen.

Gue pengen banget belajar copywriting, pengen bisa nulis artikel, dan semacamnya. Pokoknya apa pun selain berbagi tentang curahan hati dan bikin cerita pendek. Tapi emang kebanyakan pengennya doang sih gue tuh. Pengen ini itu, tapi nggak sabaran. Gue sadar ini salah satu kelemahan gue yang bodohnya baru bener-bener gue sadari akhir-akhir ini.

Gue punya banyak ide di kepala, bukan tipe orang yang kreatif sih tapi lebih ke orang yang gampang mau ikut-ikutan. Jelek sih, I know, and I am still working to fix it. Akhirnya kemarin gue memutuskan untuk melakukan semuanya satu per satu, pelan-pelan aja, nggak boleh ngoyo. Gue menyadari bahwa ketika gue lagi "on fire", gue berasa punya energi yang luar biasa banget dan mendadak semua terasa menyenangkan untuk dikerjakan. Parahnya adalah gue jadi pengen mengerjakan semua hal dalam satu waktu. Hasilnya? Yup, burn out beberapa hari kemudian, bahkan pernah kejadian langsung keesokan harinya.

Banyak banget ide yang seliweran di kepala gue sebenernya, tapi juga entah sejak kapan gue jadi terlalu banyak pertimbangan juga. Ya waktu lah, tenaga lah, materi lah, dll. Ini beberapa contoh ide yang seliweran di kepala gue, dan, yup, belum ada yang terealisasi🥲 :
● Bikin weekly project yang kegiatannya berbagi kepada yang membutuhkan, bikin gerakan rutin, bikin instagramnya juga
● Bikin big social project setidaknya setahun sekali pas Ramadhan, enak banget kalo udah ada IG komunitasnya kan jadi terasa lebih bisa dipercaya sama orang lain
● Hampers Ramadhan gratis yang dibagiin ke temen2 terdekat, isinya reminder ayat Al-Qur'an/hadits (dan alkitab untuk yang nasrani) plus sedikit pernak pernik
● Jualan makanan, baju, dan barang-barang dari taobao dengan harga murah
● Bikin olshop, jadi dropshipper untuk barang-barang bullet journal kit
● Jualan hampers makanan
● Belajar fotografi dan videografi, beserta proses editingnya, terus coba-coba rajin bikin video youtube
● Nge-gym dan pelan-pelan hidup sehat, siapa tau bisa sekalian sharing tentang perdietan atau hidup sehat
● Belajar bikin konten di tiktok, tapi ya ini masih bingung nyari konten apa yang bisa konsisten dikerjain
● Mulai copywriting, coba-coba nulis supaya bisa apply part-time job jadi copywriter 
● Memperdalam desain grafis terus coba jualan jasa desain di instagram
● Bikin konten berbobot di blog atau medium atau sejenisnya lah ya
● Rajin surat-suratan sama banyak orang biar punya temen di seluruh Indonesia, kalau bisa seluruh dunia
● Belajar chinese dengan giat tiap hari biar bisa lancar speaking, writing, sama reading, jadi bisa bikin konten pake bahasa mandarin
Keep contact sama temen baru di tandem, biar makin akrab dan jadi temen beneran
● dll sangking banyaknya sampe lupa sendiri🥺

Hidup ini emang lucu ya, penuh dengan trial and error, dan kita harus memecahkan semuanya itu sendirian. Harus nyari tau sendiri semuanya dan nyobain sendiri semuanya. Hal menyebalkannya adalah semua itu memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit untuk sekedar mendapatkan pengalaman dan pelajaran hidup. 

Gue masih inget banget waktu SD ada psikotes yang diselenggarain sama sekolah gue dan hasilnya ya IQ gue gak gede-gede banget tapi bukan yang kecil juga sih Alhamdulillah. Hasil yang masih gue inget sampe sekarang adalah gue itu orangnya nggak sabaran. Hahahahaha udah keliatan dari kecil. Padahal gue inget itu, tapi gue baru bener-bener memahami maksud dari "nggak sabaran" itu akhir-akhir ini. Mungkin karena gue sebentar lagi mau seperempat abad, mulai masuk fase di mana gue mencari jati diri gue sebenarnya dan mencari tau tujuan gue hidup itu apa.

Gue nggak tau sih sebenernya pencarian jati diri gue ini telat apa gimana. Kadang gue iri sama orang-orang yang udah tau mau ngapain dalam hidupnya, yang udah tau mau jadi apa, udah tau mau memberikan kontribusi apa untuk masyarakat. Sementara gue di sini masih begini-begini aja, masih ngeraba-raba, masih struggling mencari tau apa yang gue mau dan gue bisa. Gue masih berusaha mencari ikigai gue so I can live with it for the rest of my life. Gue mungkin terlalu takut kecewa bahwa apa yang gue temuin nggak sesuai sama apa yang gue harapkan.

Sampai akhirnya gue menyadari, kemarin atau dua hari lalu gitu, bahwa jawaban dari pencarian gue selama ini sebenernya bukan cuma pada pertanyaan "gue sebenernya bisa apa dan jago dalam hal apa?" atau sesimpel "passion gue apa ya?", tapi lebih ke arah "gimana ya caranya supaya gue bisa konsisten atas apa yang gue lakukan dan bersabar sebelum melompat untuk mencoba ke hal lain lagi?" dan "hal apa ya yang gue bisa bersabar dalam menjalankannya meski banyak rintangan yang pastinya nggak mudah, ngabisin waktu, menguras tenaga, dan pasti memakan materi yang tidak sedikit?". Iya, konsistensi, sama kayak judul di tulisan ini. For some people, they knew and believe in consistency, time and effort will bring them to the finish line and get the bright result. Gue sadar bahwa semua butuh waktu dan usaha, butuh kesabaran yang luar biasa besar juga.

Mungkin karena gue merasa gue sangat terlambat dan ketinggalan jadinya gue merasa gue harus buru-buru, gue harus cepat bisa menguasai semuanya, gue harus tau semuanya sekarang juga, dan gue harus menemukan segala jawaban dari pertanyaan hidup gue dalam waktu dekat supaya gue bisa sukses barengan sama kayak orang lain. Yup, fear of missing out, kelemahan kedua gue yang udah keliatan dari sejak gue masih kecil, gue paling nggak bisa ditinggal sendirian sama sekali dalam keadaan apa pun. It is bad, I know, and just like what I said before that I am still working on it. Masih mencari cara dan berusaha terus meyakini diri sendiri bahwa it is okay to have my own timeline, not all things should I achieve in the near time, it is okay to spare longer time to get a greater result, and not getting what others have already got doesn't make me a bad-useless-uncapable person 🥲

Pelajaran paling penting gue saat ini emang harus bisa konsisten sih, pelan-pelan nggak apa-apa asal terus dilakukan. Gue mulai belajar dari pakai skincare, wah itu awalnya terasa banget struggle nya. Dari yang bener-bener nggak tau apa-apa, yang asal nyoba make ini itu sampe akhirnya Alhamdulillah sekarang mulai bisa pelan-pelan "oh, paham" atau "oh, ini salah, ternyata harusnya begini" atau "oh kulit gue lebih ngaruh di sini" atau "oh, gue butuhnya begini berarti harus make produk yang begitu". Pelan-pelan mulai bisa kenal sama kulit dan diri sendiri maunya seperti apa. Belum lama sih, baru beberapa bulan dan yup ngabisin duit banyak juga karena harus nyobain satu-satu produk yang harganya cukup lumayan untuk kondisi kantong gue saat ini ya haha🥲, tapi nggak apa-apa karena gue mulai pelan-pelan bisa merasakan perbedaan yang terjadi di kulit gue meski belum begitu menonjol atau signifikan. Slow but sure, right?🙂

Semoga hal-hal lain bisa sekonsisten itu juga, ya meski gue kadang masih suka bolong-bolong juga sih make skincare nya haha cuma sekarang lebih bisa berdamai pelan-pelan sama diri sendiri, nggak terlalu ngoyo. Kalau lagi males yaudah nggak apa-apa skip dulu, tapi tetep maksa diri untuk setidaknya make yang basic, tetep berusaha ngasih toleransi ke diri sendiri tapi juga ngedorong diri sendiri biar nggak kebablasan banget lah hehe. Semoga konsistensi ini bisa jadi hal yang bersahabat buat gue, semoga gue bisa jadi lebih sabar sama banyak hal, pelan-pelan nggak apa-apa🙂



Comments

Popular posts from this blog

Working Mom VS Stay at Home Mom #4 - The Versus

#JustAStory #3 - Rinduku Egois, Ya?

Working Mom VS Stay at Home Mom #5 - Why I Choose It