#BringBackTheGoodInMe - Kembali Berusaha

Photo Source

 

It's been 4 years since the last time I posted something here. I know there is no one waiting for my post, neither my story on any platforms. However, it becomes a kind of parameter in my life, and some kind of life goals. Writing is used to be one of my favorite activities. Despite the quality of my writing, I still always loved to write about anything. I am not really into it, so I never tried to improve this skill. I love to write about casual thing in life, my daily activities, my thoughts, and my feelings.

Sejak kejadian mental breakdown di tahun 2022 kemaren, aku ngerasa banyak hal berubah dari diriku terutama hal-hal terkait menulis dan membaca. Bahkan sesimpel membaca novel aja sempat membuat aku ngerasa stres dan berakhir aku ngerasa frustasi lagi karena blaming myself for not finishing the simple activity I used to love and good at. Waktu berlalu dan aku selalu berusaha untuk back on track terutama setelah trigger awal sudah tidak ada, namun ternyata semua itu belum cukup bahkan sampai sekarang.

Aku memulai draft ini tanggal 4 April 2025 jam setengah 3 sore, dan pada akhirnya aku butuh berjam-jam untuk menyelesaikan semua ini. Meskipun aku tetep bangga bahwa ini pada akhirnya bisa publish (nggak kayak beberapa draft lain dari tahun 2021 dan 2022 di draft folder ku), tapi juga masih kesal karena dalam perjalanannya aku menghadapi banyak distraksi yang bahkan beberapa di antaranya dengan sengaja aku lakukan. I know harusnya aku bisa fokus duduk di depan laptop dan menuangkan aja dulu apa pun yang ada di dalam kepalaku, tapi ternyata semua itu tidak semudah yang aku duga seperti di awal.

Awal mula aku berencana untuk nulis lagi di sini pun karena ingin nulis tentang banyaknya resources yang ternyata malah bisa jadi penghambat kemajuan seseorang dan perbedaan kondisi dengan orang-orang yang terpaksa berada di kondisi dengan limited resources in life. Turns out beberapa paragraf pertama ini isinya malah curhat tentang gimana aku berusaha untuk balik jadi diri sendiri seperti sebelum mental breakdown menyerang hidupku. Sampai di paragraf ini pun aku sebenernya nggak yakin apakah aku mau kembali ke pembahasan awal sesuai rencana atau keep going dengan apa yang udah aku bicarakan di beberapa paragraf sebelumnya. Meski sebenernya isi tulisan ini lebih pas sih sama judul yang aku kasih. Jadi mungkin aku bakal keep the previous topic for the next post.

The past 3 years has been a hard time for me. I got bullied several times during my junior and high school, but never ended up having a suicidal thoughts. I do have a lot of insecurities about myself because of those events, but never ever a thought to end my life at all. The mental breakdown in 2022, it was affected me differently. It wasn't because of another bullying, even for some other people it might be something small and I was just overreacted. For me, however, it took the rest of my confidence left in me. It really broke me into pieces. I am not proud about this, but thanks to what happened I now can see things from different perspective, especially things about myself. Furthermore, when the trigges was finally gone, I've tried to bring back me. The side effect of the mental breakdown is I feel I lost myself. I know who I am, I just did not so sure anymore about what I am good at. Now, I am trying to prove it to myself that all the good things I had before the event are still in me, I just need time and might be just a new routine to make myself get used to it again.

Seperti yang udah aku tulis di atas, dua dari beberapa hal yang hilang karena mental breakdown waktu itu adalah the pleasure of writing and the excitement of reading. Aku bahkan gak bisa tahan untuk baca jurnal sainstifik lebih dari 3 menit tanpa mulai merasa mengantuk. Aku marah sama keadaan ini dan sejujurnya nggak terima sama kondisi yang aku alami, aku bahkan sempet merasa frustasi dan gagal lagi untuk beberapa waktu. It cause me burnt out and decreased my work qualities, to be honest. Sampai pada suatu hari, sebuah video call dan beberapa chat simpel dari dosen pembimbing S2 ku somehow brought back some of my long lost confidence. Aku gak tau kenapa bisa begitu, tapi sejak hari itu aku merasa bersyukur bisa menemukan api semangat itu lagi meski masih dalam bentuk kecil. Tugasku sekarang adalah mengembalikan bentuk kobaran api itu kembali sebesar sebelumnya, dengan bentuk yang lebih indah dan warna yang lebih terang.

Aku tahu perjalanan ini mungkin tidak akan mudah dan butuh waktu yang tidak sebentar, aku tau ini akan jadi "pertempuran" yang tidak mudah juga antara aku yang merasa udah sembuh dengan diriku sendiri yang berusaha melindungi diri atau dalam survival mode, tapi satu hal pasti yang aku tahu adalah aku mau berjuang untuk kembali menemukan diriku yang sempat hilang. Aku juga tahu dia tidak akan berbentuk sama seperti sebelumnya, dan aku yakin it will get a better shape now.




Comments

Popular posts from this blog

#JustAStory #3 - Rinduku Egois, Ya?

Working Mom VS Stay at Home Mom #5 - Why I Choose It

Working Mom VS Stay at Home Mom #4 - The Versus