#JustARandomThought - Hubungan Pertemanan

Photo Source


Dari sejak kecil gue suka penasaran sama hubungan antar manusia, somehow hubungan yang abstrak ini terlihat lebih menarik dibanding dengan hubungan antara ion negatif dan positif misalnya, yang biasanya udah punya aturan 'pakem'-nya tersendiri. Gue beberapa kali memerhatikan, gimana bisa ada 3 orang saling kenal di waktu dan kondisi yang berbeda-beda tapi ketiganya belum tentu bisa saling berteman. Namun, di sisi lain ada yang bisa berhasil menjalin pertemanan di antara ketiganya.

Maksud gue gini:

Case 1
A, B, dan C adalah perempuan.
A temen 1 sekolah B, tapi beda kelompok bermain, beda geng gitu lah istilahnya.
A suatu ketika kenal sama C di tempat les dan mereka jadi teman dekat, selama les selalu belajar bareng, main bareng sepulang les, bahkan saling bertukar pesan instan.
B dan C adalah tetangga dan mereka berteman dekat sejak kecil sampai sekarang.
Suatu ketika, tanpa sengaja mereka bertemu dalam sebuah event dan di sana baru lah mereka mengetahui bahwa mereka bertiga saling kenal.
A dan B tidak pernah merasa bisa saling masuk ke dalam hidup satu sama lain lebih dari sekedar 'teman satu sekolah', namun keduanya bisa memiliki hubungan dekat dengan C.

Case 2
D, E, dan F adalah perempuan.
D teman 1 sekolah E, satu kelompok bermain, 1 geng, sering pergi ke banyak tempat bersama, sering bertukar cerita.
D dan F kenal di tempat les dan mereka jadi teman dekat, selama les selalu belajar bareng, main bareng sepulang les, bahkan saling bertukar pesan instan.
E dan F adalah tetangga dan mereka berteman dekat sejak kecil sampai sekarang.
Suatu ketika, tanpa sengaja mereka bertemu dalam sebuah event dan di sana baru lah mereka mengetahui bahwa mereka bertiga saling kenal.
Ketiganya tetap berteman baik dengan porsinya masing-masing, terkadang pun mereka bermain bersama.

Seems familiar? Gue pernah mengalami kedua case itu sih, meski ya nggak sepenuhnya benar-benar dalam skenario yang persis seperti yang gue contohkan. Mungkin ada istilahnya atau ada penjelasan secara ilmiah dari segi social science-nya. Gue belom mencoba mencari sedalam itu sih, tapi sampai sekarang pun masih penasaran. Bagaimana bisa?

Sampai akhirnya gue pernah denger di salah satu kajian, lupa kajian tentang apa, bahwa setiap ruh yang diciptakan oleh Allah di dunia ini punya kecenderungannya masing-masing. Ruh dengan kecenderungan yang sama akan lebih mudah untuk menjadi dekat. Misalkan, seorang penghafal Al-Qur'an akan cenderung menjadi dekat dengan teman-temannya yang memiliki arah ketertarikan yang sama di bidang agama dibandingkan dengan teman-temannya yang menyukai kehidupan malam. Begitu pun seseorang yang gemar untuk mendatangi kehidupan malam, seperti diskotik, akan cenderung menjadi dekat dengan teman-temannya yang memiliki ketertarikan yang sama pada dunia tersebut dibandingkan dengan teman-temannya yang lebih senang pergi beribadah. Gue pernah memerhatikan hal ini, secara acak sih, tidak hanya terjadi pada contoh yang gue sebutkan. Maksud gue, nggak cuma berlaku pada yang beragama Islam saja, agama lain juga begitu. Pun tidak hanya berlaku pada orang-orang yang senang dengan kehidupan malam saja, berbagai jenis kehidupan juga sama.

Ditambah lagi ada sebuah hadits yang bilang gini:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seseorang akan mengikuti kebiasaan teman dekatnya. Karena itu, hendaknya kalian memperhatikan dengan siapa kalian berteman."
(HR. Ahmad No. 8398)

Dan sering juga denger kalau misalkan mau menilai tentang kepribadian seseorang, maka bisa diliat dari dengan siapa dia berteman.

Dalam kasus 1, gue jadi makin penasaran sih. Misalkan dicontohkan secara ekstrim bahwa si B memiliki kecenderungan untuk bersifat tidak baik. Lalu, jika A memiliki kecenderungan yang berkebalikan dengan B, kenapa bisa keduanya berteman dekat dengan C? Jadi apakah C memiliki kecenderungan untuk menjadi buruk dan baik dalam waktu yang bersamaan?

Sampai akhirnya gue mencoba memahami bahwa manusia ternyata sebenernya sekompleks itu. Tidak serta merta semua yang baik adalah baik dan semua yang jahat adalah jahat. Sering dengar istilah 'orang jahat adalah orang baik yang tersakiti'? Gue jadi memiliki pemahaman bahwa setiap orang itu pada dasarnya baik, hanya terkadang mungkin sebagian orang memang memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang kurang baik dalam porsi yang lebih besar.

Gue gak tau sih pemikiran ini bener apa nggak, tapi somehow gue merasa pemikiran ini bisa menjawab pertanyaan gue yang lain juga. Gue sering denger hadits yang menyarankan untuk lebih cenderung memilih teman yang baik. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya, dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara berteman dengan pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar dan bisa jadi engkau akan dapati darinya bau yang tidak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim)

Gue jadi mikir, jika semua orang baik maunya temenan sama yang baik, maka bagaimana caranya orang yang berperilaku kurang baik bisa berubah menjadi lebih baik? Kalau semua orang baik cuma mau temenan sama orang baik, terus apakah orang-orang yang memiliki sifat yang masih kurang baik akan selamanya tidak bisa berteman dengan orang baik? Jika semua orang baik hanya berteman dengan yang baik, lalu siapa yang akan mau membantu orang yang masih kurang baik untuk belajar dan berusaha berubah menjadi baik?

Di sini gue juga jadi menyadari bahwa mungkin maksud dari hadits itu begini, jika semua orang maunya temenan sama orang baik, maka setiap orang akan berusaha untuk menjadi orang baik agar dia punya teman. Bukan mengharapkan teman yang baik, tapi lebih kepada menyarankan untuk masing-masing orang berusaha setiap harinya untuk terus menjadi orang baik. Karena hanya orang baik yang dapat membawa lebih banyak kebaikan ke dalam kehidupan oang lain, dan semua orang mau dong punya teman yang bisa memberi banyak kebaikan dalam hidupnya? Hehe. Dan balik lagi ke awal bahwasanya setiap ruh akan memiliki kecenderungan masing-masing, maka ruh yang terus berusaha menjadi baik akan cenderung mendekat dengan ruh yang memiliki kecenderungan yang sama bukan?

Pemikiran-pemikiran ini sedikit banyak sepertinya memengaruhi ritme pertemanan yang gue alami dalam hidup juga sih. Sampai sekarang pun gue masih meyakini dengan sangat bahwa setiap ruh memiliki kecenderungannya masing-masing, jadi gue mulai gak heran ketika melihat temen gue misal si X bisa dekat dengan si Y, namun gue nggak padahal kita bertiga sama-sama saling kenal. Gue jadi nggak heran juga ketika berada dalam fenomena di mana gue memiliki kecenderungan untuk lebih dekat dengan si Z dibandingkan berteman dekat dengan si V misalnya.

Pemikiran-pemikiran ini pun membuat gue perlahan mulai sadar bahwa berusaha berubah menjadi orang yang lebih baik bukan hanya menguntungkan bagi kehidupan kita sendiri, tapi juga bisa memberi dampak dan manfaat bagi orang lain. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk sekitarnya, bukan?




Comments

Popular posts from this blog

Working Mom VS Stay at Home Mom #4 - The Versus

#JustAStory #3 - Rinduku Egois, Ya?

Working Mom VS Stay at Home Mom #5 - Why I Choose It