Working Mom VS Stay at Home Mom #4 - The Versus

Edited - Photo Source


Hula hula!
Di postingan ini gue mau mulai untuk memperlihatkan perbandingan antara ibu bekerja dan ibu yang sepenuhnya di rumah. Ini hasil dari googling beberapa artikel, pengamatan di keluarga gue, dan sedikit baca-baca aja ya hehe. Jadi, kalau ada salah-salah di sana sini mohon maaf sebelumnya hehehe.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama ya kan bahwa perbedaan terbesar dari keduanya adalah kondisi aktifitas dari sang ibu. Seorang working mom adalah seorang wanita yang telah memiliki anak dan masih bekerja untuk menghasilkan pemasukkan tambahan dalam keuangan keluarga. Sedangkan, stay at home mom adalah seorang wanita yang telah memiliki anak dan fokus dalam mengurus urusan domestik serta mendidik anak-anaknya di rumah.

Oke, kita mulai dari pilihan gue dulu ya, yaitu Working Mom. Gue dibesarkan oleh seorang ibu yang bekerja, yap mama adalah seorang working mom. Nggak heran kan ya kenapa dari kecil gue udah dicekokin tentang working mom ini oleh mama dan papa? Hehe. Mama adalah seorang pegawai swasta yang jam kerjanya luar biasa aneh wkwkwk kadang gue suka aneh ngeliatnya, tapi kalau ngeliat efek sampingnya ya lumayan juga. Mama baru berangkat ke kantor sekitar abis Dzuhur dan pulang di atas jam 10 malam. Dengan bentuk kerja kayak gini, setiap abis Subuh mama masih bisa menyiapkan sarapan bahkan kadang makan bareng gue, selepas itu mama tidur lagi sekitar dua jam baru mulai beraktifitas lagi untuk mencuci baju misal dan shalat Dhuha dilanjut ngaji. Dengan jam berangkat dan pulang yang antimainstream kayak gini, mama hampir nggak pernah mengalami yang namanya "pepes" di kereta. Di kantornya mama, nggak ada uang makan siang, tapi adanya uang makan malam. Jadi, mama nggak pernah keluar duit tambahan untuk makan siang karena biasanya makan masakan di rumah hehe.

Alasan seorang wanita bekerja yang gue tahu dari hasil baca artikel, mendengar di beberapa video, dan melihat beberapa kondisi di dunia nyata itu terbagi beberapa jenis, yang paling sering saat ini adalah karena kondisi keuangan keluarganya memaksa si wanita untuk bekerja atau memang si wanita "senang kerja" dan ingin meniti karir. Dari sudut ini jelas dapat dilihat ada beberapa perbedaan dari kondisi working mom yang ada, meski dari luar terlihat sama saja. Untuk alasan keuangan, ini sangat jelas memang kondisi yang memaksa si wanita untuk berjuang membantu kondisi keluarganya agar anaknya bisa mendapat penghidupan yang lebih baik. Untuk kondisi yang satunya, ya kita nggak bisa judging juga karena setiap orang punya pandangan berbeda, passion berbeda. Untuk tipe ini si wanita malah mungkin akan bisa merasa depresi kalau hanya berada di rumah dan "tidak melakukan apa-apa". Oke jangan marah dulu sama gue atas penggunaan frase "tidak melakukan apa-apa" ya hehe nanti kita bahas di bawah.

Terus yang jadi masalah tuh apa sih? Yang menjadi permasalahan saat ini adalah tidak sedikit working mom yang terlalu lelah bekerja sehingga hampir melalaikan tugas utamanya sebagai seorang ibu dan istri. Alhasil banyak pekerjaan domestik yang tidak selesai dan anak-anak tumbuh tanpa perhatian yang benar dari ibunya. Pernah lihat nggak video yang mewawancari ibu, anak, dan pengasuh anaknya (gue lupa social experiment nya judulnya apa di youtube)? Di video itu diambil beberapa sampel pasang ibu, anak, dan pengasuh anaknya. Dari hasil wawancara dapat terlihat bahwa si ibu tidak benar-benar mengenal dan mengetahui keinginan anaknya, sedangkan pengasuh anaknya memberikan jawaban yang sama dengan jawaban sang anak secara sempurna. Salah satu pasang sampel ditanya ingin jadi apakah si anak ketika sudah besar dan si ibu menjawab jawaban yang sangat jauh dari jawaban si anak. Fenomena seperti ini lah yang saat ini diresahkan dan mulai muncul ketidaksetujuan dari kondidi seorang ibu yang bekerja.

Di sisi lain, banyak juga cerita dari para ibu bekerja bahwa mereka juga telah melakukan banyak hal semampu mereka. Mereka juga berusaha dengan usaha terbaik untuk tetap menjalankan peran utamanya sebagai istri dan ibu. Nih tadi gue baru aja nonton sebuah video social experiment dari kitabisa(dot)com di youtube nya, klik di sini.

Sekarang kita bahas tentang Stay at Home Mom. Contoh ini ada pada tante gue. Awalnya beliau kerja, tapi kemudian mengundurkan diri pas jaman krismon sebelum kantornya gulung tikar karena memilih mau mengurus sepupu gue aja di rumah. Gue awalnya nggak begitu deket sama tante, jadi nggak begitu banyak memperhatikan sampai ketika gue mulai gabut beberapa bulan ke belakang haha. Gue jadi ada banyak waktu untuk duduk ngobrol sama tante. Gue jadi tau dan bisa melihat beberapa perbandingan antara mama dan tante. Selama belasan tahun tante jadi ibu rumah tangga, kemampuan memasak tante jadi meningkat pesat. Ya meski awalnya juga kayaknya udah jago sih soalnya almarhumah nenek gue dulu suka masak, nggak heran kan ya berarti dari dulu gue "berisi" karena apa? Hahaha. Tante juga jadi punya waktu lebih untuk mengurus hak-hak anaknya di instansi pendidikan, seperti misal kejadian salah seorang sepupu gue yang salah nulis nomor ujian atau kejadian sepupu gue yang lain ketika mengalami ketidakadilan yang dilakukan oleh pihak yayasan baru di sekolahnya. Tante juga jadi punya banyak waktu untuk belajar hal lain seperti misalnya bikin kue. Kalo abis masak yang enak-enak, tante pasti update di sosial media abis itu menyuruh gue dateng. Jadi, nggak heran juga kan ya kenapa badan gue semakin "berisi" sekarang? Hahahaha.

Banyak cibiran dari "kubu sebelah" bahwa seorang ibu rumah tangga itu katanya nggak punya kerjaan, nggak ngapa-ngapain di rumah, hanya ongkang-ongkang kaki dan menadah duit dari suami aja. EITS, kate sokap tuh? Kerjaan di rumah itu banyak lho, banget malah. Mulai dari mencuci, menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan seisi rumah dari debu, merapikan kasur, menjemur pakaian, menyetrika pakaian kering, memasak untuk makan 3x sehari, mencuci piring, mencuci peralatan masak, membersihkan halaman, kalau punya kebun harus dirawat juga, membersihkan kamar mandi supaya bakterinya gak berkumpul menyebabkan pertumbuhan jamur, dan lain-lain. Itu kah yang dibilang tidak ada kerjaan? Belum lagi di tambah dengan mengasuh dan mendidik anak. Iya kalau anaknya penurut mah cepet diurusnya, kalau lagi susah diatur? Kalau tiba-tiba si anak sakit? Belum lagi masalah agamanya, ini nih paling berat karena berurusan sama akhirat nanti kan. Jadi, masih mau bilang kalau ibu rumah tangga itu nggak punya kerjaan? Nih, tadi gue menemukan sebuah postingan di Instagram tentang perkiraan berapa jumlah gaji yang seharusnya diterima oleh seorang ibu, klik di sini.

Eits, tugas itu bukan hanya kewajiban dari seorang ibu rumah tangga lho ya! Sesungguhnya itu adalah kewajiban dari setiap wanita yang telah menikah dan memiliki anak. Jadi, apa pun pilihannya, mau jadi working mom atau pun stay at home mom ya wajib melakukan pekerjaan domestik dan juga mendidik anak.

Wah, berarti lebih enak ya jadi stay at home mom karena ya udah pasti lebih mudah mengerjakan semuanya toh nggak punya beban pikiran pekerjaan lain? Nggak juga. Ini lah sisi masalah lain saat ini. Tidak sedikit para wanita sekarang yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga tidak melaksanakan kewajibannya secara penuh. Salah satu faktor penyebabnya yang gue tangkep sih karena mungkin dari awal wanita itu tidak ikhlas melakukannya, pilihan menjadi ibu rumah tangga dipilihnya karena itu permintaan suaminya. Tidak semua seperti itu memang. Emang apa sih masalahnya? Tidak sedikit dari ibu rumah tangga yang ketika di rumah terkadang sibuk dengan dunia nya sendiri. Me time memang perlu, tentu saja, tapi masa me time dengan telepon genggamnya di depan anak pada waktu yang seharusnya bisa digunakan sebagai quality time mom and kids? Ada juga kondisi masalah lain di mana karena mungkin si ibu masih belum paham, jadi pola pengasuhannya masih membiarkan anak melakukan sesukanya. Padahal dalam Islam semua sudah diajarkan sesuai syariat, sudah dicontohkan pula oleh Rasulullah SAW. Kondisi-kondisi seperti ini dan beberapa contoh kondisi lain menjadi momok yang membuat stay at home mom dirasa juga tidak lebih baik daripada golongan working mom.

Nah, begitu lah pandangan gue kira-kira terkait perbedaan yang bisa gue tangkap dari kedua pilihan ini. Permasalahan yang gue angkat pun hanya beberapa permasalahan yang sempat gue lihat langsung maupun gue baca di sosial media, sepertinya masih ada jauh lebih banyak permasalahan lain yang menyebabkan kedua kubu ini selalu merasa masing-masing kubu itu lebih superior dibandingkan kubu lainnya.

Ini postingan keempat dari 5 postingan gue yang mencoba untuk membahas pilihan apakah baiknya bekerja atau jadi ibu rumah tangga sepenuhnya setelah menikah. Semoga sampai titik ini maksud yang ingin gue sampaikan bisa diterima dengan seutuhnya hehehe. Oh iya, di postingan pertama (#1 - Intro) gue sudah menuliskan pilihan yang mau gue pilih setelah menikah nanti, ya dengan harapan suami gue nanti mau membebaskan pilihannya pada gue sih bukan memaksakan salah satunya secara sepihak hahahaha. Di postingan terakhir nanti gue akan membahas kenapa gue bisa memutuskan untuk memilih pilihan tersebut hehe, ya kalau pun nantinya suami gue punya pilihannya sendiri semoga saja apa yang gue bisa tulis ini bisa jadi bahan persiapan diskusi dan pertimbangan nantinya hahahaha.

Buat yang belum menikah, plis jangan malu untuk bersiap dari sekarang terhadap semua ilmu kedepannya karena gue pernah mendapat cerita dari seorang kenalan yang baru menikah bahwa dia cukup menyesal baru menyiapkan ilmu beberapa bulan sebelum menikah, jadi masih gagap gempita karena ilmunya banyak banget lho ternyata. Oh iya, ilmu tentang pernikahan, rumah tangga, dan tentunya parenting itu nggak main-main lho ternyata karena semua itu akan memengaruhi kondisi akhirat kita juga. Masih inget kan tujuan utama hidup kita itu apa seperti yang gue tulis di postingan kedua gue? Hehehe

Buat yang masih penasaran sama postingan terakhir gue atau pun mau baca ulang postingan sebelumnya, bisa dikepoin nih link-link di bawah ini hehe:
1. Intro (#1)
2. Fitrah Seorang Wanita (#2)
3. Isu Kesetaraan Gender dan Feminisme (#3)
4. Why I Choose It (#5)




Comments

Popular posts from this blog

#JustAStory #3 - Rinduku Egois, Ya?

Working Mom VS Stay at Home Mom #5 - Why I Choose It