Working Mom VS Stay at Home Mom #2 - Fitrah Seorang Wanita
Hola!
Terima kasih karena sudah bersedia membaca tulisan gue dalam postingan ini. Kenapa tulisan ini gue jadikan dalam urutan kedua setelah intro? Karena menurut gue, dari diri gue pribadi ada beberapa miss tentang masalah fitrah wanita dalam Islam yang gue pahami pada awalnya, sehingga terjadilah pengambilan keputusan yang berujung pada judging terhadap syariat yang mengatakan bahwa tugas utama seorang wanita adalah di rumah. Jadi, tolong izinkan gue untuk berusaha membahas ini sedikit.
Dalam beberapa postingan ini, gue akan mengambil sumber dari buku dan catatan kajian yang pernah gue datangi hehe. Nah, dalam bahasan kali ini gue InsyaAllah akan mengutip beberapa isi dari dalam buku Wanita Berkarir Surga, buku Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga, dan isi kajian yang pernah disampaikan oleh Ust. Nuzul Dzikri.
Kajian Ust. Nuzul Dzikri ini gue hadiri pada tanggal 27 Februari 2018 kemarin, tapi gue lupa ini kajian yang di mana hehe kayaknya di kampus sih. Nah, dalam kajian ini beliau membahas bahwasanya fitrah seorang manusia adalah untuk beribadah.
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Q.S. Az-Zariyat 51:56)
Baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan ibadah menyembah kepada-Nya. Jadi, sejatinya fitrah kita sebagai perempuan adalah beribadah. Tujuan utama kita adalah meraih ridho-Nya. Ini harus sama-sama kita setujui dan pahami dulu ya sebelum lanjut ke pembahasan selanjutnya hehe. Yang paling penting dan utama adalah ridho Allah SWT. Sepakat ya? Oke, lanjut!
Dalam buku Wanita Berkarir Surga dijelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu sama di mata Allah SWT, Sama bukan berarti setara ya karena keduanya memang diciptakan dalam bentuk yang berbeda untuk saling melengkapi. Sama dalam hal ini adalah sama dalam kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti yang telah sering kita dengar juga kan bahwa Allah SWT tidak peduli pada rupa dan fisik kita, yang penting di mata Allah SWT adalah tingkat keimanan seseorang.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl 16:97)
Beberapa perbedaan yang cukup mencolok pada laki-laki dan perempuan akan kita bahas satu per satu ya, sesuai dengan apa yang gue baca dari buku tersebut hehe.
1. Kondisi Otak
- Pria memiliki lapisan penghubung antara otak kanan dan otak kiri (disebut korpus kalosum) lebih tipis, sehingga otak kanan dan otak kiri pada pria bekerja secara sendiri-sendiri
- Wanita memiliki korpus kalosum yang lebih tebal sehingga wanita bisa memiliki hingga 30% lebih banyak koneksi di antara otak kanan dan kirinya.
2. Kemampuan Fokus
- Pria cenderung bisa fokus dan berkonsentrasi pada satu jenis pekerjaan dalam satu waktu.
- Wanita akan cenderung bisa melakukan banyak aktivitas sekaligus dalam satu waktu, multi tasking. Hal ini dikarenakan banyak koneksi terjadi antara otak kanan dan kirinya. Namun, hal ini mengakibatkan wanita menjadi lebih sulit fokus dibandingkan pria.
3. Kemampuan Linguistik
- Pria cenderung to the point dalam berbicara untuk menunjukkan maksudnya. Rata-rata seorang pria hanya mengeluarkan 7000 kata setiap harinya.
- Wanita secara penelitian telah dibuktikan memiliki kemampuan lebih baik dalam berbicara dibandingkan pria, bahkan pada usia 3 tahun anak perempuan akan memiliki kosakata 3x lebih banyak daripada anak laki-laki. Rata-rata seorang wanita mengeluarkan 16000 kata per hari (dalam kesempatan lain gue pernah mendengar bahwa kata yang dikeluarkan itu sekitar 20000 kata atau hampir 3x lebih banyak daripada pria).
4. Kemampuan Mengambil Keputusan
- Letak emosi pria pada otaknya hanya berada sisi otak kanan, sehingga pria cenderung dapat memisahkan kondisi emosisionalnya dengan logika yang ia miliki. Hal ini membantu pria lebih mudah mengambil keputusan secara logis.
- Karena banyaknya koneksi antara otak kanan dan kiri wanita, wanita cenderung memiliki letak emosi di banyak tempat pada kedua sisi otaknya. Hal ini mengakibatkan wanita akan cenderung membaurkan logika dan kondisi emosionalnya pada saat pengambilan keputusan.
5. Sensitifitas
- Pria cenderung memiliki kulit lebih tebal terutama kulit bagian punggung, rangsangan sentuhan yang diterima oleh pria akan cenderung dianggap sebagai ancaman.
- Wanita memiliki kulit lebih tipis dan sensitif, ditambah lagi dengan keberadaan hormon oksitosin pada tubuh wanita yang merangsang timbulnya dorongan untuk disentuh dan menyulut reseptor sentuhan. Wanita cenderung menganggap bahwa sentuhan sebagai bentuk perhatian dan kulit wanita dewasa memiliki kepekaan 10x lebih peka terhadap sentuhan dan tekanan dibandingkan dengan kulit pria.
6. Kondisi Tubuh
- Pria memiliki komposisi 45% otot pada tubuhnya yang diakibatkan oleh hormon testosteron yang berlimpah pada tubuhnya. Pria memiliki 16% lemak yang terkandung pada tubuhnya.
- Wanita memiliki komposisi hanya 35% otot pada tubuhnya dan 27% lemak. Lemak ini menjadi bahan penting bagi perkembangan otak bayi, pembuatan sistem saraf bayi, dan pemberian komponen penting yang dibutuhkan manusia (yaitu DHA) dalam rahimnya kelak. Lemak yang cukup berperan penting terdapat pada area paha, pinggul, dan bokong.
7. Insting Alami
- Pria akan tetap merasa terjaga eksistensinya dengan kewibawaannya, di mana peran mereka ditakdirkan sebagai para pemburu sehingga dia dapat tetap dihargai dan dicintai oleh lingkungan sekitarnya.
- Wanita akan bahagia ketika dapat memastikan lingkungannya tetap terjaga dalam kondisi yang aman karena peran mereka ditakdirkan sebagai pemelihara.
Begitu lah beberapa perbedaan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan di mana perbedaan ini tentu memiliki makna dan fungsinya masing-masing dalam mencukupi kebutuhan peran masing-masing gender untuk kelangsungan hidup mereka. Wanita jelas berbeda dengan laki-laki, tapi bukan berarti wanita lebih buruk daripada laki-laki. Bukan begitu ajaran dalam Islam.
"Dan jangan lah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohon lah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S. An-Nisa 4:32)
Fitrah wanita dalam Islam itu sebagai seorang manusia yang mulia, ibarat perhiasan dunia, makanya banyak aturan untuk mengantisipasi terjadi hal buruk pada perhiasan dunia ini. Allah SWT sayang banget sama kita para wanita, makanya Allah SWT memberikan banyak aturan untuk menjaga perhiasan dunia itu tetap terjaga indah sebagaimana mestinya.
Sebegitu mulianya seorang wanita sampai Allah SWT menjadikan kita para wanita sebagai rahmat dalam setiap tahapan kehidupan. Ketika masih kecil seorang anak perempuan dijanjikan sebagai penghalang api nereka bagi kedua orang tuanya. Ketika sudah dewasa dan menjadi seorang istri, wanita dapat melengkapi separuh agama suaminya. Lalu, ketika menjadi seorang ibu, surga ada di bawah telapak kakinya. Bahkan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang sering diucapkan di masyarakat dan setau gue pun diketahui oleh banyak orang, seorang wanita ketika menjadi seorang ibu dimuliakan 3x lebih tinggi tingkatannya daripada seorang ayah. Masih mau bilang kalau Islam jahat sama wanita? Masih butuh bukti cinta Allah SWT yang seperti apa?
Nah, lanjut ya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa fitrah seorang wanita memang menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Seorang wanita adalah madrasah utama bagi anak-anaknya. Seorang anak akan baik perangainya jika dididik oleh wanita yang hebat.
Itu sudah fitrahnya, wanita yang mendidik dan merawat anak-anak. Bukan berarti para pria lepas tangan lho ya, nggak gitu. Itu pembahasan beda lagi dalam konteks parenting. Menjadi seorang ibu adalah fitrah yang sejatinya tidak bisa ditolak oleh seorang wanita. Jika dilihat dari perbedaan antara laki-laki dan wanita di atas, dapat dilihat bahwa wanita memiliki tingkat sensitifitas lebih tinggi terhadap sentuhan dibandingkan laki-laki. Sebuah sentuhan atau pelukan ternyata dapat mengurangi depresi dan membentuk anak-anak yang bermental sehat. Dari sini dapat terlihat bahwa fitrah seorang perempuan adalah menjadi ibu yang menjaga dan merawat anak-anaknya dengan baik.
Bukan cuma sampai di situ aja. Peran wanita itu sangat penting bagi kemajuan peradaban. Sebuah peradaban akan baik jika baik para wanitanya, namun akan hancur jika buruk para wanitanya. Pernah dengar kutipan ini?
"Ketika mendidik seorang anak laki-laki, maka kita sedang mempersiapkan kelahiran seorang pemimpin yang hebat. Namun, ketika mendidik seorang anak perempuan, maka kita sedang mempersiapkan kelahiran sebuah peradaban yang hebat."
Wanita yang baik akan mendidik anak-anak yang baik pula. Anak-anak ini lah yang akan menjadi generasi penerus kemajuan peradaban. Jadi, memang secara fitrah seorang wanita itu menjadi seorang ibu yang baik di dalam rumahnya dan mendidik anak-anaknya untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fitrah seorang perempuan memang berada di dalam rumah menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya. Allah SWT udah paham ini, tentu karena Dia lah yang menciptakan kita maka dari itu Allah SWT mengajarkan banyak hal tentang bagaimana sejatinya menjadi seorang wanita sesuai fitrah di dalam kitab suci Al-Qur'an dan melalui sunnah Rasul-Nya.
Nah, karena kita membahas tentang bekerja atau tidak setelah menikah, maka tentunya perlu kita bahas fitrah seorang wanita sebagai seorang istri itu seperti apa. Seperti yang telah kita bahas di awal postingan ini bahwa tujuan utama kehidupan kita di dunia ini adalah meraih ridho-Nya. Salah satu cara meraihnya adalah dengan menjadi seorang istri yang taat pada suami. Hehehe
Untuk pembahasan selanjutnya, bisa di klik judul postingan yang mau kalian baca ya hehe atau mau baca postingan sebelum ini juga bisa. Here you go:
1. Intro (#1)
2. Isu Kesetaraan Gender dan Feminisme (#3)
3. The Versus (#4)
4. Why I Choose It (#5)
Nah, karena kita membahas tentang bekerja atau tidak setelah menikah, maka tentunya perlu kita bahas fitrah seorang wanita sebagai seorang istri itu seperti apa. Seperti yang telah kita bahas di awal postingan ini bahwa tujuan utama kehidupan kita di dunia ini adalah meraih ridho-Nya. Salah satu cara meraihnya adalah dengan menjadi seorang istri yang taat pada suami. Hehehe
"Apabila seorang wanita mendirikan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mematuhi suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, Masuk lah ke surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki." (HR. Ibnu Hibban)Dalam buku Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga, dijelaskan bahwa dalam konteks berumah tangga, ketaatan dan penghormatan istri terhadap suaminya dapat diwujudkan dalam sikap-sikap berikut ini:
- Tidak melanggar hak batin suami
- Tidak melakukan ibadah sunnah, kecuali atas izin suami
- Tidak mengizinkan orang lain masuk ke rumah tanpa izin suami
- Mengikuti suami dalam hal tempat tinggal
- Tidak keluar rumah tanpa izin suami
- Tidak menjadi seorang istri yang pemalas, pemarah, dan materialistis
- Selalu mempercantik dan menghias diri untuk menyenangkan suami
- Menjaga Independensi rumah tangga dari campur tangan orang lain
- Tidak suka menyebarkan rahasia suami
- Selalu mendampingi suami dalam suka dan duka
- Menjadi wanita karir dengan izin suami
Untuk pembahasan selanjutnya, bisa di klik judul postingan yang mau kalian baca ya hehe atau mau baca postingan sebelum ini juga bisa. Here you go:
1. Intro (#1)
2. Isu Kesetaraan Gender dan Feminisme (#3)
3. The Versus (#4)
4. Why I Choose It (#5)
Comments
Post a Comment